Pengendalian Leptospirosis merupakan salah satu prioritas
pengendalian penyakit di Kementrian
Kesehatan RI. Leptospirosis adalah penyakit zoonosa akut disebabkan oleh
bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan
kematian.
Binatang yang menjadi sumber utama penular penyakit ini adalah tikus,
sedangkan binatang lainnya adalah anjing, babi, sapi, dan kambing.
Leptospirosis merupakan penyakit demam akut yg bisa terjadi pada manusia maupun hewan (zoonosis), dan sangat erat kaitannya dengan perubahan lingkungan. Penyakit Zoonosis ini tersebar paling luas di dunia, termasuk satu dari “emerging infectious diseases ”(sebagai re-emerging infectious disease)
Penyakit ini masih sering terlewatkan
diagnosisnya . Leptospirosis ringan atau non-ikterik terjadi pada 85-90% kasus dengan gejala Flu-like
atau demam akut, sebagian besar kasus didiagnosis salah sebagai penyakit demam
lain dan bahkan pasien mungkin tidak berobat . Leptospirosis berat atau ikterik
terjadi pada 5-15% kasus, biasa disebut Weil`s
disease (Sindrom Weil) dengan angka kematian (CFR) 5 - 30%. Indikator kasus
Leptosporosis berat adalah ditemukan gejala Ikterus (kuning), perdarahan dan gagal ginjal.
Pengobatan Leptospirosis dilakukan kepada penderita/tersangka penderita
yang ditemukan pada pengamatan, dg
pemberian antiobiotik seperti penicillin, streptomyci, tetracyclin,
erytromycin, doxycyclin, dsb.
Sumber : Materi Lepto Jabar September 2013
Sumber : Materi Lepto Jabar September 2013
No comments:
Post a Comment